MENINGKATKAN MINAT BACA GURU MELALUI PERPUSTAKAAN SEKOLAH
Oleh. H.
Qomaruddin, S.Ag, M. A*
Dalam sistem pendidikan yang modern baik
di negara maju maupun di negara yang sedang berkembang, keberadaan perpustakaan
memegang peranan yang sangat penting. Sebab, perpustakaan merupakan salah satu
sumber ilmu atau sumber informasi, dengan mengoptimalkan fungsi peprpustakaan
maka cakarawala pengetahuan kita semakin luas.
Perpustakaan
yang tersedia haruslah diusahakan untuk melengkapi koleksi-koleksi bukunya dan
diusahakan untuk menyediakan buku-buku yang dapat menarik minat siswa untuk
membacanya. Dengan cara demikian maka sedikit demi sedikit dapat menunjukkan
minat baca, gemar baca dan kebiasaan membaca.
Sekolah atau
lembaga pendidikan formal tanpa adanya fasilitas ruang perpustakaan yang
memadai akan menjadikan sekolah kering terhadap sumber informasi dan sumber
pengetahuan. Karena perpustakaan menyediakan bahan bacaan berupa buku.
Ibaratnya buku, sekolah dan siswa adalah sehati dan sulit terpisahkan. Ketiga
faktor itu merupakan unsur dalam lembaga pendidikan yang saling berkaitan.
Lembaga
pendidikan formal saat ini sudah seharusnya menyediakan fasilitas ruang
perpustakaan, lebih-lebih lembaga pendidikan formal menjadikan perpustakaan
menjadi ruang alternatif belajar yang nyaman tentu saja melalui kegiatan
membaca buku. Perpustakan bisa disulap menjadi ruang yang kondusif, nyaman, dan
inovatif. Selain itu juga lembaga pendidikan formal mengangkat petugas
perpustakaan beserta susunan pengurusnya sehingga akses peminjam buku baik bagi
guru dan siswa dapat berjalan dengan baik sesuai dengan prosedural yang
berlaku. Kemudian lembaga pendidikan formal juga harus memperhatikan
perkembangan dunia literasi buku-buku yang terbit dan menarik untuk dibaca.
Perpustakaan bukan hanya menyediakan buku pelajaran semata namun juga buku-buku
bacaan yang kritis dan menarik, seperti contoh buku-buku tentang dunia sastra,
ekonomi, politik, sosial, spiritual, motivasi, dan sebagainya. Sehingga
fasilitas perpustakaan mampu membentuk wawasan berfikir yang seimbang baik
pengetahuan tentang mata pelajaran dan pengetahuan lainnya bagi guru dan siswa.
Minat
merupakan perhatian yang diberikan apabila seseorang senang terhadap sesuatu.
Dan apabila seorang berminat maka mendorong seseorang untuk menekuni dan selalu
ingin terlibat dalam keadaan tersebut. Melihat kecernderungan maka minat
tersebut dapat dipupuk dan diarahkan kepada hal yang positif misalnya membaca.
Menurut
kamus bahasa Indonesia, pengertian membaca adalah melihat serta memahami apa
yang tertulis serta mengeja atau mengucapkan apa yang tertulis baik dengan
suara ataupun didalam hati. (KBBI, 1989: 62)
Pengertian
lain dari makna membaca bahwa membaca itu merupakan kegiatan melisankan
kata-kata atau paparan tertulis (Reading
is pronouncing words). Pendapat tersebut berdasarkan pada kenyataan bahwa
banyak orang membaca itu menyuarakan kata-kata yang terdapat dalam bacaan.
Selain itu ada juga beberapa orang yang menyatakan bahwa membaca itu selain
mengucapkan atau menyuarakan kata-kata juga memahami setiap kata (Reading is pronouncing and recognizing
individual words). Definisi tersebut didasarkan pada kenyataan bahwa pada
waktu membaca sang pembaca selain menyuarakan kata-kata juga harus memahami
arti setiap kata sehingga dapat memahami arti setiap kata dan memahami isi
bacaan secara keseluruhan.
Membaca
merupakan suatu konsep menangkap atau memperoleh konsep-konsep yang dimaksud
oleh pengarangnya menginterpretasi, mengevaluasi konsep-konsep pengarang dan
merefleksikan atau bertindak sebagaimana yang dimaksud dari konsep-konsep itu.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kemampuan membaca tidak hanya mengoperasikan
berbagai keterampilan untuk memahami kata-kata dan kalimat tetapi juga
kemampuan menginterpretasi, mengevaluasi, sehingga memperoleh pemahaman yang
komprehensif.
Untuk
membina dan mengembangkan minat baca guru tidak bisa terlepas dari pembinaan
kemampuan supervisi kependidikan sebagai pengarah untuk pengadaan ide atau
konsep sarana tempat guna sebagai mediasi membaca yakni eksistensi
perpustakaan, sebab orang yang senang membaca tentunya harus mampu membaca
dengan fasilitas yang kondusif. Tanpa memiliki kemampuan daya nalar yang tinggi
serta keberadaan perpustakaan mustahil membaca sebagai suatu kegiatan yang bisa
membuat atau merasa senang membaca.
Sudah barang
tentu pembinaan kemampuan membaca secara kontinuitas serta pengadan pelbagai
buku-buku secara lengkap adalah persyaratan yang mestinya dan selayaknya ada,
sebagai upaya dalam rangka pembinaan dan pengembangan minat baca bagi guru-guru
di lingkungan lembaga pendidikan formal. Semakin tinggi tingkatan pengetahuan
maka semakin tinggi pula pembinaannya, sebab semakin tinggi pengetahuan seorang
guru dalam berwawasan yang luas tentu akan lebih mempu membaca.
Ada beberapa
prinsip membaca yang merupakan perpaduan dari hasil penelitian, seperti
antropologi, pendidikan, bimbingan
psikologi dan sosiologi. Beberapa prinsip membaca yang perlu diperhatikan dalam
rangka membina dan mengembangkan minat baca para guru adalah sebagai berikut :
1.
Membaca merupakan proses berfikir yang kompleks
Membaca merupakan proses berfikir yang kompleks karena
terdiri dari sejumlah kegiatan seperti menangkap atau memahami kata-kata yang ditulis
pengarang, menginterpretasikan dan mengevaluasi pada akhirnya dapat
menyimpulkan isi bacaan sebagai landasan mengajar kelak.
2.
Kemampuan membaca setiap guru berbeda-beda
Pada dasarnya kemampuan membaca seseorang berbeda-beda dan
tergantung pada beberapa faktor antara lain : tingkat kelas, kecerdasan,
keadaan fisik, keadaan emosi seseorang. Hubungan sosial seseorang dan latar
belakang pengalaman yang dimilikinya, sikap, aspirasi, dan sebagainya.
3.
Pembinaan kemampuan membaca atas dasar evaluasi
Pembinaan dan pengembangan kemampuan minat baca seseorang
harus dimulai atas dasar hasil evaluasi kemampuan membaca orang tersebut.
Apakah siswa mampu membaca teks tanpa bantuan guru atau tidak, serta sejauh
mana hasil yang diperoleh setiap kali membaca dan sebagainya.
4.
Membaca harus menjadi pengalaman yang memuaskan
Seseorang akan senang sekali apabila setelah membaca suatu
bacaan maka ia merasa bahwa ia telah mempergunakan waktunya sebaik mungkin dan
merasa bahwa dirinya merasa puas karena telah mempelajari sesuatu yang baik.
5.
Membaca merupakan syarat mutlak keberhasilan belajar
Agar mempunyai kemahiran membaca, keterampilan yang
dibutuhkan dalam membaca perlu dilatih secara kontinu sejak seseorang pertama
kali masuk sekolah. Dan dengan tingkat kemahiran yang tinggi, kemampuan besar
tingkat keberhasilan dalam belajar akan tinggi pula.
Perpustakaan
sangatlah efektif untuk meningkatkan minat baca bagi guru dan siswa.
Perpustakaan sekolah seharusnya selalu mendapatkan perhatian oleh pihak lembaga
pendidikan formal karena melihat betapa besar manfaat bagi perkembangan dan
penalaran bagi guru dan siswa melalui kegiatan membaca buku. Fasilitas
perpustakaan merupakan bagian penting bagi lembaga pendidikan formal yang terus
ditingkatkan, jangan sampai lembaga pendidikan formal tidak mempunyai fasilitas
perpustakaan. Karena akan menjadikan lembaga pendidikan formal miskin
pengetahuan, tidak mungkin sumber belajar siswa hanya mengandalkan seorang guru
yang juga terbatas kemampuannya. Siswa mempunyai cara lain yang efektif untuk
meningkatkan pengetahuan melalui kegiatan membaca dan fasilitasnya adalah
perpustakaan sekolah.
Guru juga
tidak boleh kalah dengan muridnya dalam hal minat membaca. Guru harus selalu
memberikan motivasi serta dorongan kepada siswa agar teruslah membaca buku.
Buku merupakan piranti belajar yang masih relevan hingga kini meski sekarang
ada fasilitas internet yang menyediakan berbagai macam sumber informasi namun
buku masih menjadi piranti yang tak tergantikan. Sehingga peran perpustakaan
sekolah sangat dominan untuk meningkatkan prestasi belajar melalui membaca.
Apalagi di negeri kita Indonesia minat baca masyarakat masih sangatlah rendah
ketika dibandingkan oleh nagara-negara lainnya. Minat baca masyarakat Indonesia
masih kalah jauh dengan minat baca negara Malaysia. Dan masihkah kita apatis?
Tentu saja itu tidak boleh terjadi. Masyarakat kita harus mempunyai minat baca
tinggi dan bisa dimulai pada lingkungan lembaga pendidikan formal. Perpustakaan
harus menjadi fasilitas yang paling utama dan paling nyaman juga paling dominan
diantara fasilitas-fasilitas lainnya yang tidak terlalu penting. Ayo membaca!
H. Qomaruddin, S.Ag, M. A
Kepala MTs Salafiyah Banjarworo-Bangilan
Lahir: Tuban, 1970-06-06
NIP: 197006061994031002
NUPTK: 6938748651200012
Tidak ada komentar